Technology Transfer Office (TTO) Merupakan bentuk struktur organisasi yang menjembatani gap antara riset dan inovasi. Kebutuhan dan sumber daya untuk membangun teknologi transfer office ini akan mencakup fungsi kebijakan institusional seperti intelektual property dan benefit sharing yang mendukung teknologi transfer, keahlian dan sistem yang dibutuhkan pada teknologi transfer office, tipe dan pendekatan yang berbeda yang dilaksanakan ketika membangun fungsi teknologi transfer dan hal yang berkaitan dengan pembiayaan teknologi transfer.
Selasa (26/1) diadakan Pelatihan TTO di Ruang Komisi 3 Gedung II BPPT bekerjasama dengan Union European Indonesia – Trade Cooperation Facility (UE-TCF), pelatihan berlangsung selama 3 hari sampai 28 Januari 2016. Pelatihan TTO diadakan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana mengelola manajemen teknologi yang meliputi: intelektual property, paten, bisnis model inovasi, alih teknologi, dan lisensi. Tujuan pelatihan TTO adalah untuk mengetahui persoalan yang berkembang dalam komersialisasi dan hilirisasi hasil-hasil riset. Oleh karena itu dalam pelatihan ini tidak hanya membangun capacity building, akan tetapi merupakan upaya memfasilitasi kebutuhan institusi dan lembaga yang terlibat dalam pengelolaan teknologi transfer office.
TTO memiliki beberapa kendala yang harus diatasi oleh Perguruan Tinggi dan Puslitbang Kemenristekdikti. “Belum terintegrasinya lembaga TTO yang comprehensive karena selama ini masih tersebar dan berdiri sendiri di dalam kampus menyebabkan pengembangan TTO tidak optimal dan hasil-hasil riset yang dikomersialisasikan belum bisa memberikan manfaat yang besar bagi perguruan tinggi setempat,” ungkap Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe dalam sambutannya pada pelatihan TTO.
Semoga kendala tersebut dapat segera teratasi sehingga pengembangan TTO dapat lebih optimal, demi Indonesia yang semakin maju. (dk/djpiristekdikti)
Sumber: http://ristekdikti.go.id/optimalkan-pengembangan-tto/