Diana N. Sinurat – Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk https://akper-luwuk.ac.id Tue, 27 Sep 2016 00:47:33 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.7.3 Pentingnya Mempelajari Konsep Sistem Perkemihan untuk Mahasiswa Akper Tkt I https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/pentingnya-mempelajari-konsep-sistem-perkemihan-mahasiswa-akper-tkt-i/ https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/pentingnya-mempelajari-konsep-sistem-perkemihan-mahasiswa-akper-tkt-i/#respond Mon, 22 Aug 2016 00:41:44 +0000 http://akper-luwuk.ac.id/?p=128 MAHASISWA keperawatan perlu memahami dan mengetahui konsep dari sistem perkemihann karena eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan penting dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan […]

Posting Pentingnya Mempelajari Konsep Sistem Perkemihan untuk Mahasiswa Akper Tkt I ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
MAHASISWA keperawatan perlu memahami dan mengetahui konsep dari sistem perkemihann karena eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan penting dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme.
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang merupakan kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau homeostatis.

Bagian – Bagian Sistem Perkemihan, yaitu :

Ginjal

  • Terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
  • Di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominalis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor)
  • Dipertahankan posisinya oleh bantalan lemak yang tebal
  • Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena ada hati pada sisi kanan.
  • Bentuk ginjal seperti biji kacang.
  • Jumlah ada 2 buah, kiri dan kanan
  • Dibagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal          kelenjar suprarenal
  • Panjang 12 – 13 cm, lebarnya 6 cm
  • Berat antara 120 – 150 gram

Ureter

  • Terdapat 2 (dua) Ureter berupa pipa saluran yang menghubungkan  Ginjal dengan Vesika Urinaria,
  • Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis renalis yang merentang sampai vesika urinaria
  • Tiap ureter panjangnya ± 25 – 30 cm, diameter 4 – 6 mm
  • Lapisan dinding ureter terdiri dari :
    –    Dinding Luar Jaringan Ikat (Jaringan Fibrosa)
    –    Lapisan Tengah Otot Polos Sirkuler
    –    Lapisan sebelah dalam Lapisan Mukosa
  • Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik.
  • Gelombang peristaltik mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
  • Fisiologi ureter :
    a.    Menyalurkan urin dari ginjal ke vesika urinaria
    b.    Ureter memasuki urin secara serong, sehingga ketika vesika urinaria terisi urin tidak kembali

Vesika Urinaria

  • Disebut juga Bladder / Kandung Kemih
  • Berbentuk seperti buah pir / kendi
  • Organ muskuler berongga yang berfungsi menampung urine sementara
  • Kapasitas maksimal 300 – 450 ml
  • Terletak dalam panggul dibelakang simphisis pubis

Uretra

  • Saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
  • Berfungsi menyalurkan urin keluar yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter, VU
  • berfungsi menyalurkan air kemih keluar
  • Pada pria, berfungsi dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran sperma.

Posting Pentingnya Mempelajari Konsep Sistem Perkemihan untuk Mahasiswa Akper Tkt I ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/pentingnya-mempelajari-konsep-sistem-perkemihan-mahasiswa-akper-tkt-i/feed/ 0
Perilaku Orang tua dalam Mendukung Tumbuh Kembang Anak https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/perilaku-orang-tua-mendukung-tumbuh-kembang-anak/ https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/perilaku-orang-tua-mendukung-tumbuh-kembang-anak/#respond Mon, 22 Aug 2016 00:38:38 +0000 http://akper-luwuk.ac.id/?p=125 TUMBUH kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran. […]

Posting Perilaku Orang tua dalam Mendukung Tumbuh Kembang Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
TUMBUH kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran.
Dalam proses tumbuh kembang menjadi manusia, anak mulai dibentuk kepribadiannya oleh keluarganya. Pembentukan kepribadian anak diperoleh melalui proses sosialisasi di dalam keluarga yang berlangsung dalam bentuk interaksi antara anggota keluarga. Pemberian perlakuan oleh orangtua kepada anaknya menekankan pada bagaimana mengasuh anak dengan baik. Pada umumnya perlakuan orang tua didalam mengasuh anak-anaknya diwujudkan dalam bentuk merawat, mengajar, membimbing dan kadang-kadang bermain dengan anaknya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak merupakan aspek terpenting dari kehidupan seseorang, karena menentukan dasar untuk kehidupan selanjutnya. Orangtua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tua yang pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan luar biasa diluar dirinya dan dari orangtua jualah anak pertama kali mengenal dunia, anak mengembangkan seluruh aspek pribadinya. Sehingga konsep orang tua bukan hanya orang tua yang melahirkan anak, melainkan orang tua yang mengasuh dan memberikan kasih sayang kepada anak.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”), meliputi :

  1. Pangan/gizi
  2. Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI
  3. Penimbangan yang teratur, pengobatan
  4. Pemukiman yang layak
  5. Kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
  6. Pakaian
  7. Rekreasi, kesegaran jasmani

Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”), meliputi :
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psiko sosial. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/orang tua dengan anak sangatlah penting karena berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, dan merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.

Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”), meliputi :
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak.

Terpenuhinya kebutuhan dasar anak yaitu ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Sehingganya orang tua diharapkan hendaknya mengetahui bagaimana pola asuh yang akan diterapkan kepada anaknya selama masa pertumbuhan dan perkembangan.
Demikian pembahasan kali ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi orang tua karena apa yang anda lakukan akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa yang akan datang.

Posting Perilaku Orang tua dalam Mendukung Tumbuh Kembang Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/perilaku-orang-tua-mendukung-tumbuh-kembang-anak/feed/ 0
Manfaat Imunisasi Dasar Pada Anak https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/manfaat-imunisasi-dasar-anak/ https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/manfaat-imunisasi-dasar-anak/#respond Mon, 22 Aug 2016 00:31:35 +0000 http://akper-luwuk.ac.id/?p=122 IMUNISASI merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai […]

Posting Manfaat Imunisasi Dasar Pada Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
IMUNISASI merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam suntikan seperti vaksin BCG, Hepatitis, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio.
Tujuan diberikan imunisasi adalah agar supaya anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu, sehingga tujuan dari program imunisasi adalah Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Berdasarkan undang-undang bahwasanya “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU no 23/2002), Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi (UU no 36/2009) serta Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (UU no 36/2009).

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

  • Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat seperti penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier dan TBC tulang

Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)

  • Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri.
  • Efek samping mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat menangi hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati dan shock.

Imunisasi Polio

  • Merupakan imuniasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis

Imunisasi Campak

  • Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.

Imunisasi Hepatitis B

  • Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg. Dalam bentuk cair.

Posting Manfaat Imunisasi Dasar Pada Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/22/manfaat-imunisasi-dasar-anak/feed/ 0
Meminimalkan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Yang Di Rawat Inap https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/meminimalkan-dampak-hospitalisasi-anak-rawat-inap/ https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/meminimalkan-dampak-hospitalisasi-anak-rawat-inap/#respond Sat, 20 Aug 2016 00:25:03 +0000 http://akper-luwuk.ac.id/?p=119 Menurut Supartini (2004) Hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi (rawat inap) […]

Posting Meminimalkan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Yang Di Rawat Inap ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
Menurut Supartini (2004) Hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkatan usia.
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000). Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan nakes lainnya), lingkungan baru maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan anaknya, pengobatan dan biaya perawatan. Apabila anak stres selama masa perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000), maka hal ini akan berpengaruh pada proses penyembuhan yaitu menurunnya sistem imun. Berdasarkan pada konsep psikoneuroimunologi, melalui poros hipotalamus hipofisis adrenal, bahwa stres psikologis akan berpengaruh pada hipotalamus, kemudian hipotalamus akan mempengaruhi hipofisis sehingga hipofisis akan mengekspresikan ACTH (adrenal cortico tropic hormone) yang akhirnya dapat mempengaruhi kelenjar adrenal, yang nantinya kelenjar ini akan menghasilkan kortisol. Apabila stres yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam jumlah banyak sehingga dapat menekan sistem imun.

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisai dipengaruhi oleh :

  1. Tingkat perkembangan usia
  2. Pengalaman sebelumnya
  3. Support sistem dalam keluarga
  4. Keterampilan koping
  5. Berat ringannya penyakit

Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan stres dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stres tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.

Intervensi perawat dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak, diantaranya :

Menyiapkan anak untuk hospitalisasi

  1. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak
  2. Mengorientasikann situasi rumah sakit
  3. Pada hari pertama melakukan tindakan seperti memberikan identitas pada anak berupa gelang nama, kenalkan kepada pasien anak perawat dan dokter yang merawat, mengenalkan kepada pasien yang lain

Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan

  1. Rooming in, orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak/komunikasi antara orangtua – anak
  2. Partisipasi orang tua, orang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit terutama dalam perawatan yang bias dilakukan. Perawat berperan sebagai pemberi pendidikan kesehatan terhadap keluarga.
  3. Membuat ruang perawatan dengan mendekorasi dinding memakai poster/kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada diruang tersebut.

Meminimalkan perasaan kehilangan kontrol

  1. Mengusahakan kebebasan bergerak
  2. Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur yang meliputi semua kegiatan yang penting bagi anak
  3. Member kesempatan kepada anak untuk independen

Mencegah dan meminimalkan perlukaan dan rasa sakit

  1. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat ditemui anak jika merassa takut
  2. Melakukan manipulasi prosedur untuk mengurangi ketakutan

Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi

  1. Dapat membantu memfasilitasi perubahan kea rah positif antara anak dan anggota keluarga
  2. Membantu perkembangan hubungan orang tua – anak
  3. Memberi kesempatan kepada anak dan anggota keluarga belajar tentang kesehatan
  4. Meningkatkan penguasaan atau control diri
  5. Member kesempatan untuk bersosialisasi baik dengan pasien maupun dengan tim kesehatan.

Memberi dukungan pada anggota keluarga

  1. Memberi informasi
  2. Melibatkan saudara

Bermain untuk mengurangi stres akibat hospitalisai

Posting Meminimalkan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Yang Di Rawat Inap ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/meminimalkan-dampak-hospitalisasi-anak-rawat-inap/feed/ 0
Toilet Training Pada Anak https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/toilet-training-anak/ https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/toilet-training-anak/#respond Sat, 20 Aug 2016 00:20:46 +0000 http://akper-luwuk.ac.id/?p=116 TOILET training pada anak merupakan latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) pada tempatnya yaitu toilet. Suatu tugas yang besar pada […]

Posting Toilet Training Pada Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
TOILET training pada anak merupakan latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) pada tempatnya yaitu toilet. Suatu tugas yang besar pada usia balita adalah toilet training atau pendidikan menjadi bersih/ceria. Kontrol volunter dari spingter ani dan uretra dicapai pada waktu anak dapat berjalan, dan biasanya terjadi antara usia 18-24 bulan, tetapi kebanyakan anak sudah bisa memakai toilet dengan sempurna sekitar usia 36 bulan. Dalam melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang besar atau kecil secara sendiri.
Sebagai seorang perawat tanggung jawab perawat adalah menolong orang tua untuk mengidentifikasi kesiapan anaknya untuk latihan BAK dan BAB. Toilet Training bermanfaat dalam pendidikan seks pada anak sebab anak dapat mengetahui bagian-bagian tubuh serta fungsinya (anatomi) tubuhnya. Dalam proses toilet training terjadi pengaturan implus atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Mengajarkan toilet training pada anak membutuhkan waktu, pengertian dan kesabaran.

Faktor – faktor yang mendukung Toilet Training pada anak

Kesiapan Fisik :

  1. Usia telah mencapai 18-24 bulan.
  2. Dapat jongkok kurang dari 2 jam.
  3. Anak sudah tidak ngompol setelah tidur
  4. Mempunyai kemampuan motorik kasar seperti duduk dan berjalan.
  5. Mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana dan pakaian.

Kesiapan Intelektual

  1. Mengenal rasa ingin berkemih dan defekasi
  2. Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika merasa ingin berkemih
  3. Kemampuan kognitif untuk meniru perilaku yang tepat seperti buang air kecil dan besar pada tempatnya serta etika dalam buang air kecil dan besar.

Kesiapan Psikologis

  1. Anak sabar dan sudah mau tetap tinggal di toilet selama 5-10 menit
  2. Anak tidak menangis sewaktu buang air besar atau kecil
  3. Adanya keingintahuan kebiasaan toilet training pada orang dewasa atau saudaranya
  4. Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat dicelana dan ingin segera diganti

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian selama pelaksanaan Toilet Training pada anak, yaitu :

  1. Hindari pemakain popok sekali pakai atau diaper dimana anak akan merasa aman
  2. Ajari anak mengucapkan kata-kata khas yang berhubungan dengan buang air kecil dan buang air besar
  3. Motivasi anak untuk melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur
  4. Jangan marah bila anak gagal dalam melakukan toilet training.

Demikian artikel mengenai Toilet Training pada anak, semoga dapat menjadi bahan baca untuk para perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasikan di tatanan pelayanan kesehatan.

Posting Toilet Training Pada Anak ditampilkan lebih awal di Website resmi Akademi Keperawatan Luwuk.

]]>
https://akper-luwuk.ac.id/2016/08/20/toilet-training-anak/feed/ 0