TOILET training pada anak merupakan latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) pada tempatnya yaitu toilet. Suatu tugas yang besar pada usia balita adalah toilet training atau pendidikan menjadi bersih/ceria. Kontrol volunter dari spingter ani dan uretra dicapai pada waktu anak dapat berjalan, dan biasanya terjadi antara usia 18-24 bulan, tetapi kebanyakan anak sudah bisa memakai toilet dengan sempurna sekitar usia 36 bulan. Dalam melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang besar atau kecil secara sendiri.
Sebagai seorang perawat tanggung jawab perawat adalah menolong orang tua untuk mengidentifikasi kesiapan anaknya untuk latihan BAK dan BAB. Toilet Training bermanfaat dalam pendidikan seks pada anak sebab anak dapat mengetahui bagian-bagian tubuh serta fungsinya (anatomi) tubuhnya. Dalam proses toilet training terjadi pengaturan implus atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Mengajarkan toilet training pada anak membutuhkan waktu, pengertian dan kesabaran.
Faktor – faktor yang mendukung Toilet Training pada anak
Kesiapan Fisik :
- Usia telah mencapai 18-24 bulan.
- Dapat jongkok kurang dari 2 jam.
- Anak sudah tidak ngompol setelah tidur
- Mempunyai kemampuan motorik kasar seperti duduk dan berjalan.
- Mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana dan pakaian.
Kesiapan Intelektual
- Mengenal rasa ingin berkemih dan defekasi
- Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika merasa ingin berkemih
- Kemampuan kognitif untuk meniru perilaku yang tepat seperti buang air kecil dan besar pada tempatnya serta etika dalam buang air kecil dan besar.
Kesiapan Psikologis
- Anak sabar dan sudah mau tetap tinggal di toilet selama 5-10 menit
- Anak tidak menangis sewaktu buang air besar atau kecil
- Adanya keingintahuan kebiasaan toilet training pada orang dewasa atau saudaranya
- Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat dicelana dan ingin segera diganti
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian selama pelaksanaan Toilet Training pada anak, yaitu :
- Hindari pemakain popok sekali pakai atau diaper dimana anak akan merasa aman
- Ajari anak mengucapkan kata-kata khas yang berhubungan dengan buang air kecil dan buang air besar
- Motivasi anak untuk melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur
- Jangan marah bila anak gagal dalam melakukan toilet training.
Demikian artikel mengenai Toilet Training pada anak, semoga dapat menjadi bahan baca untuk para perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasikan di tatanan pelayanan kesehatan.
Tags: akper, anak, artikel, galerikesehatan, kesehatan, luwuk, sehat, toliet